Halaman

Sabtu, 02 Februari 2013

Istiqomah Dalam Dakwah


Jum’at, 25 Januari 2013
Hari ini jadwal aku, salmi, wafa’, reny, winda, dan damay liqo dengan Ummi Azzam ya tepatnya setelah Pendalaman Materi (PM). Melelahkan, bukan? Tidak, karena ini saatnya untuk mencharge Iman. Hati, iman itu sama halnya dengan handphone yang butuh tambahan energi, butuh dicharge supaya bisa lebih maksimal lagi.
Ada yang beda dengan liqo kali ini, ada yang beda dari raut wajah Ummi Azzam yang dari awal aku datang ke masjid, wajah penuh keseriusan menatap kami, seperti ada hal yang penting bahkan sangat penting untuk sisampakan kepada kami. “ada apa? Akankah Ummi memahami keadaan ini, keadaan kami? Apa yang akan disampaikannya untuk kami?” benakku mendesah. Ya, hanya mendesah tanpa berani untuk bicara langsung.
  “mau liqo dimana kita? Di dalam masjid terlalu rame, ada yang syuro dan ada yang lagi tahsin (belajar membaca Al-Qur’an). Di luar masjid ada yang latihan silat.” Ummi membuka pembicaraan setelah kami berkumpul. “di lobi aja mi, disitu sepi” sahutku. “jangan, nanti diusir mang ujang lagi, gimana kalo di kantin aja?” cerocos wafa’. “yaudah disitu aja” setuju Ummi Azzam yang diikuti oleh aku dan salmi.
Di kantin ternyata rame juga, karna ada pekerja bangunan yang masih menyelesaikan tugasnya. Yaudah mau gimana lagi, gak ada tempat lagi yang pas.
Liqo dimulai, langsung dibuka oleh Ummi Azzam. Dilanjutkan membaca Q.S ‘Abasa, diteruskan dengan materi dari Ummi. Tentang Istiqomah.
“Istiqomah dalam Dakwah.”
“Apa itu Istiqomah? Sudah sering mendengar kata tersebut kan? Bahkan ada orang yang namanya Istiqomah. Tapi apa kalian tahu Makna Istiqomah?” Ummi membuka pembahasan materi.
“Istiqomah itu berkaitan dengan hati. Istiqomah adalah teguh pendirian atau teguh berpegang kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya dan tidak mengubah keyakinannya dalam keadaan apapun, baik susah maupun senang. Ia juga dapat diartikan berjalan diatas kebenaran yang lurus tanpa menyimpang sedikitpun, dalam menjalankan syariat Islam sesuai perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Sikap ini membentuk seseorang menjadi penyabar, ulet, dan tidak mengeluh.”
“Coba perhatikan hadits berikut ini
Artinya : Dari Abi Amrah Sufyan dari Abdullah r.a berkata: “Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku tentang Islam, sesuatu perkara yang aku tidak menanyakan lagi kepada seseorang selain engkau.” Nabi bersabda: “katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah’ lalu berlakulah lurus (beristiqomahlah).” (H.R Muslim)
“Hadis diatas menjelaskan bahwa salah satu sahabat pernah datang ke hapadan Rasulullah saw, dan bertanya tentang hakikat Islam. Rasulullah menjawab bahwa, Islam itu beriman kepada Allah dan berpendirian teguh (istiqomah). Istiqomah adalah menjalankan sesuatu yang baik secara terus-menerus atau berkesinambungan. Istiqomah itu Konsisten, Teguh Pendirian.
Ciri-ciri Muslim/Muslimah yang Istiqomah:
1.      Punya Keberanian
Yakin sebagai hamba Allah bahwa akan selalu sibela, didukung, dilindungi oleh Allah. Tidak takut pada tantangan seseorang, tahan Uji, berjuang demi tegaknya Islam.
2.      Punya Ketenangan
Tenang dalam keadaan apapun. Yakin bahwa Allah selalu melindunginya lahir dan batin. Selalu mengingat Allah, berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits.
3.      Optimis
Yakin bahwa masa depan milik orang-orang beriman. Yakin bahwa masa depan akan digapai dengan gemilang jika masih Istiqomah dengan Allah.

“Ukhti, kita gak boleh takut karna LPJ ditolak bersyarat. Gak boleh takut dengan syarat yang diberikan Alumni terhadap angkatan kalian. GAK BOLEH TAKUT. YAKIN ADA ALLAH. HARUS BERANI menghadapi tantangan ini. Buktikan keIstiqomahan kalian.  Jangan hanya karena hal tersebut kalian mundur, kalian berhenti dari Rohis. Jangan seperti itu ukhti. Ana yakin kalian akhwat yang Berani. Kuatkan diri kalian untuk menghadapi dakwah ini. Jalan Dakwah ini tidak mu’dah ukhti, berliku dan panjang. Mohonlah terus pada Allah supaya dikuatkan hatinya.” Ummi membuka perkara ini dalam liqo, dalam pembahasan materi.
Kami berenam hanya diam. Terus menulis. Sebenarnya hati kami sedang menangis memohon petunjukNya supaya hati kami kuat.
“Ana tau, anti semua sudah kelas 3, sebentar lagi Ujian Praktik, Ujian Kompetensi, UAS, UN, mau masuk Perguruan Tinggi Negeri, mau kerja, ana tau itu. Anti semua ingin memperjuangkan cita-cita kalian, membahagiakan orangtua kalian, tapi tidak dengan mundur dari dakwah. Coba jalani dengan beriringan. Adik-adik kalian butuh bantuan kalian, butuh bimbingan kalian. Jangan sampe adik-adik kalian mengalami pahit yang kalian alami. Bantu kepengurusan adik-adiknya supaya berkembang pesat jauh lebih baik dari sebelumnya.”
Airmata. Airmata itu muncul dan mengalir diwajah Ummi. Aku makin tak kuat hati melihanya, ingin kuusap airmatanya tapi.........aku tak kuat. Air mataku pun mengalir dibalik kacamataku. “ya Allah ampuni kami, ampuni kami yang khilaf, yang hanya memikirkan cita-cita duniawi ini, betapa dakwah ini tak mudah. Tansurullaha yansurkum. ‘jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu’. Engkau telah menjelaskannya dalam Al-Qur’an. Ya Rabb ampuni kami” aku hanya dapat bicara dalam hati, dengan hati untuk raga ini, untuk jiwa ini.
Ummi melanjutkan nasehatnya untuk kami, “kalian harus tenang, Optimis bahwa masa depan akan dapat diraih dengan gemilang jika masih Istiqomah dengan Allah. Istiqomah di jalanNya. Istiqomah dalam dakwah ini. Ingat, ‘Tansurullaha yansurkum. jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu’. Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang Istiqomah.
“Ana pernah seperti kalian, pernah sekolah, pernah kuliah dan dihadapkan hal seperti ini. Ini ujian Iman. Ujian hati. Allah ingin melihat seberapa Istiqomah kalian dalam jalanNya. Dulu, ana saat kuliah, ana bagian dari LDK (Lembaga Dakwah Kampus. Kalo gak salah ya). Ada teman ana yang keluar karna untuk mengerjakan Skripsi. Saat itu ana iri, tapi ana berusaha Istiqomah. Ana juga pengen ngerjain skripsi seperti mereka, survei ke berbagai tempat, dan lulus lebih dulu. Dan Allah menjawab keIstiqomahan ana. Ana lulus lebih dulu dari mereka dan mendapat pekerjaan. Sedangkan mereka lulus setelah ana, dan setelahnya menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga). Tuh ukhti, ana ngerasain sendiri Istiqomah dalam dakwah itu gak rugi. Allah gak menyia-nyiakan hambaNya yang Istiqomah padaNya.”
“ketika keIstiqomahan berada dalam diri, tidak hanya dukungan dari Allah yang didapatkannya, Malaikat juga mendukungnya. Seperti dalam Q.S Fussilat : 30-32 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turunkepada mereka (dengan berkata), ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
“sekarang ana mau dengar perkara ini dari kalian. Ana mau tau pendapat kalian tentang LPJ ditolak bersyarat itu dan pendapt kalian tentang persyaratan itu, dimulai dari salmi” Ummi memberi kami kesempatan kepada kami masing-masing untuk menceritakan ‘unek-unek’ kami.
Salmi mulai bicara, “setelah ana dengar hasil raker dan sidang LPJ, ana kaget, ana agak gak setuju dan menentang. Karena aku udah kelas 3, aku juga harus bantu mama yang jualan, gak selamanya mama jualan makanya aku agak gak setuju kalo setiap sabtu kita harus dateng terus. Sebenarnya tanpa persyaratan seperti ini kami bersepuluh udah berjanji akan membantu kepengurusan adik-adik kami karena kami gak mau mereka ngerasain apa yang kami rasain. Yang ditinggalin begitu aja, bahkan aku sendiri gak tau kapan aku mulai menjabat menjadi Kaput (Ketua Kepurian) ya tau-tau udah mlai berjalan aja kepengurusan. Aku gak mau. Gak mau seperti itu. Dan InsyaAllah aku akan menjalankan persyaratan ini. Ya semampuku.”
Giliran damay yang berbicara, tapi karena dia bukan bagian dari perkara ini akhirnya berlanjut ke aku.
“ufi sendiri awalnya ragu dengan persyaratan ini, tapi setelah mendapat saran dari mama dan ayah, ufi yakin bahwa persyaratan itu gak seseram yang didengar. Alumni akan memberikan Ta’limat yang masih dalam kemampuan kami.” Aku menangis, semkin deras air mataku mengalir, aku lanjutkan “ufi mau Rohis Grafika ini berkembang pesat bukan lambat, maka dari itu ufi tekadkan bahwa ufi akan jadi kakak yang bertanggung jawab, jadi kakak yang terus berjuang dalam jalan dakwah bersama adik-adiknya, bisa membimbing adik-adiknya everytime, everywhere. Ufi akan menjalankan tugas ini bersama teman-teman, saling mengingatkan, saling menguatkan. Tak boleh kendur, apalagi lepas ukhuwah ini. HARUS KUAT!”
Sekarang giliran Reny, “aku insyaAllah bisa menjalankan persyaratan itu, karena ufi terus ngingetin aku, nguatin aku, dan aku gak ngerasa sendiri, tinggal manage waktu aja supaya orangtua juga gak marah.” Mendengar pernyataan Reny, hatiku tersentuh, hatiku bergumam “masyaAllah, apa yang telah aku perbuat sehingga sahabatku bicara seperti itu. Semoga Allah mengutkan ukhuwah kita. Aamiin” J
Winda, tak banyak penjelasan darinya “aku sebenarnya dari orang tua udah gak boleh, tapi insyaAllah bisa dengan memanage waktu”
Wafa’, pernyataan yang hampir sam denganku “alhamdullah dari orang tua setuju karena orang tua juga udah tau. Dan insyaAllah bisa menjalanjan Amanah ini”

Subhanallah, pernyataan teman-temanku ini membuatku yakin untuk Istiqomah dalam Dakwah ini.
Kembali Ummi yang berbicara, memotivasi kami. “Ukhti, hanya orang-orang tertentu yang dapat menjaga dan menjalankan Amanah Allah. Dan jadilah dari bagian ‘orang tertentu’ itu. Menuju ke SyurgaNya itu tidak mudah, ukhti!!! Butuh perjuangan. Butuh pengorbanan. Harus lepas dari Nafsu Dunia!!!  Di dunia itu kita selalu diuji, maka tahanbantinglah untuk lulus dari ujian Allah.”
“jagalah ukhuwah antara kalian. Teteplah berjama’ah, berjama’ah itu jaaaaaauuuuh lebih baik. Karena orang-orang yang sendirian itu jauh dari Rahmat Allah. Tidak akan peka dengan lingkungan.”
Ummi menutup liqo ini dengan membaca do’a Robhithah. Semoga ikatan kami semakin kuat. Semoga Allah terus menunjukkan jalanNya yang lurus. Semoga kami bisa menjaga adik-adikkami, akhwat Rohis Grafika kelas X dan XI :*
“ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui hati ini berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taatMu, telah bersatu dalm dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syariatMu. Teguhkanlah ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahayaMu yang tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada kami dengan kelimpahan iman kepadaMu. Hidupkanlah hati ini dengan ma’rifat kepadaMu. Matikanlah ia dalam syahid di jalanMu. Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Ya Allah kabulkanlah. Dan sampaikanlah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, para sahabatnya, dan juga sampaikanlah salam.”
Aamiin allahumma aamiin.

1 komentar: