Jum’at, 25
Januari 2013
Hari ini
jadwal aku, salmi, wafa’, reny, winda, dan damay liqo dengan Ummi Azzam ya
tepatnya setelah Pendalaman Materi (PM). Melelahkan, bukan? Tidak, karena ini
saatnya untuk mencharge Iman. Hati, iman itu sama halnya dengan handphone yang
butuh tambahan energi, butuh dicharge supaya bisa lebih maksimal lagi.
Ada yang beda
dengan liqo kali ini, ada yang beda dari raut wajah Ummi Azzam yang dari awal
aku datang ke masjid, wajah penuh keseriusan menatap kami, seperti ada hal yang
penting bahkan sangat penting untuk sisampakan kepada kami. “ada apa? Akankah Ummi
memahami keadaan ini, keadaan kami? Apa yang akan disampaikannya untuk kami?”
benakku mendesah. Ya, hanya mendesah tanpa berani untuk bicara langsung.
“mau
liqo dimana kita? Di dalam masjid terlalu rame, ada yang syuro dan ada yang
lagi tahsin (belajar membaca Al-Qur’an). Di luar masjid ada yang latihan silat.”
Ummi membuka pembicaraan setelah kami berkumpul. “di lobi aja mi, disitu sepi”
sahutku. “jangan, nanti diusir mang ujang lagi, gimana kalo di kantin aja?”
cerocos wafa’. “yaudah disitu aja” setuju Ummi Azzam yang diikuti oleh aku dan
salmi.
Di kantin
ternyata rame juga, karna ada pekerja bangunan yang masih menyelesaikan tugasnya.
Yaudah mau gimana lagi, gak ada tempat lagi yang pas.
Liqo dimulai,
langsung dibuka oleh Ummi Azzam. Dilanjutkan membaca Q.S ‘Abasa, diteruskan
dengan materi dari Ummi. Tentang Istiqomah.
“Istiqomah
dalam Dakwah.”
“Apa itu
Istiqomah? Sudah sering mendengar kata tersebut kan? Bahkan ada orang yang
namanya Istiqomah. Tapi apa kalian tahu Makna Istiqomah?” Ummi membuka
pembahasan materi.
“Istiqomah
itu berkaitan dengan hati. Istiqomah adalah teguh pendirian atau teguh
berpegang kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya dan tidak mengubah
keyakinannya dalam keadaan apapun, baik susah maupun senang. Ia juga dapat
diartikan berjalan diatas kebenaran yang lurus tanpa menyimpang sedikitpun,
dalam menjalankan syariat Islam sesuai perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Sikap ini membentuk seseorang menjadi penyabar, ulet, dan tidak mengeluh.”
“Coba
perhatikan hadits berikut ini
Artinya :
Dari Abi Amrah Sufyan dari Abdullah r.a berkata: “Ya Rasulullah, ajarkan
kepadaku tentang Islam, sesuatu perkara yang aku tidak menanyakan lagi kepada
seseorang selain engkau.” Nabi bersabda: “katakanlah, ‘Aku beriman kepada
Allah’ lalu berlakulah lurus (beristiqomahlah).” (H.R Muslim)
“Hadis diatas
menjelaskan bahwa salah satu sahabat pernah datang ke hapadan Rasulullah saw,
dan bertanya tentang hakikat Islam. Rasulullah menjawab bahwa, Islam itu
beriman kepada Allah dan berpendirian teguh (istiqomah). Istiqomah adalah
menjalankan sesuatu yang baik secara terus-menerus atau berkesinambungan. Istiqomah
itu Konsisten, Teguh Pendirian.
Ciri-ciri
Muslim/Muslimah yang Istiqomah:
1. Punya
Keberanian
Yakin sebagai hamba Allah bahwa akan selalu sibela,
didukung, dilindungi oleh Allah. Tidak takut pada tantangan seseorang, tahan
Uji, berjuang demi tegaknya Islam.
2. Punya
Ketenangan
Tenang dalam keadaan apapun. Yakin bahwa Allah selalu
melindunginya lahir dan batin. Selalu mengingat Allah, berpegang teguh pada
Al-Qur’an dan Hadits.
3. Optimis
Yakin bahwa masa depan milik orang-orang beriman. Yakin
bahwa masa depan akan digapai dengan gemilang jika masih Istiqomah dengan
Allah.
“Ukhti, kita gak boleh takut karna LPJ ditolak
bersyarat. Gak boleh takut dengan syarat yang diberikan Alumni terhadap
angkatan kalian. GAK BOLEH TAKUT. YAKIN ADA ALLAH. HARUS BERANI menghadapi
tantangan ini. Buktikan keIstiqomahan kalian.
Jangan hanya karena hal tersebut kalian mundur, kalian berhenti dari
Rohis. Jangan seperti itu ukhti. Ana yakin kalian akhwat yang Berani. Kuatkan
diri kalian untuk menghadapi dakwah ini. Jalan Dakwah ini tidak mu’dah ukhti,
berliku dan panjang. Mohonlah terus pada Allah supaya dikuatkan hatinya.” Ummi
membuka perkara ini dalam liqo, dalam pembahasan materi.
Kami berenam hanya diam. Terus menulis. Sebenarnya
hati kami sedang menangis memohon petunjukNya supaya hati kami kuat.
“Ana tau, anti semua sudah kelas 3, sebentar lagi
Ujian Praktik, Ujian Kompetensi, UAS, UN, mau masuk Perguruan Tinggi Negeri,
mau kerja, ana tau itu. Anti semua ingin memperjuangkan cita-cita kalian,
membahagiakan orangtua kalian, tapi tidak dengan mundur dari dakwah. Coba jalani
dengan beriringan. Adik-adik kalian butuh bantuan kalian, butuh bimbingan
kalian. Jangan sampe adik-adik kalian mengalami pahit yang kalian alami. Bantu kepengurusan
adik-adiknya supaya berkembang pesat jauh lebih baik dari sebelumnya.”
Airmata. Airmata itu muncul dan mengalir diwajah
Ummi. Aku makin tak kuat hati melihanya, ingin kuusap airmatanya
tapi.........aku tak kuat. Air mataku pun mengalir dibalik kacamataku. “ya
Allah ampuni kami, ampuni kami yang khilaf, yang hanya memikirkan cita-cita
duniawi ini, betapa dakwah ini tak mudah. Tansurullaha yansurkum. ‘jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu’. Engkau telah menjelaskannya
dalam Al-Qur’an. Ya Rabb ampuni kami” aku hanya dapat bicara dalam hati, dengan
hati untuk raga ini, untuk jiwa ini.
Ummi melanjutkan nasehatnya untuk kami, “kalian
harus tenang, Optimis bahwa masa depan akan dapat diraih dengan gemilang jika
masih Istiqomah dengan Allah. Istiqomah di jalanNya. Istiqomah dalam dakwah ini.
Ingat, ‘Tansurullaha yansurkum. jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu’. Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang Istiqomah.
“Ana pernah seperti kalian, pernah sekolah,
pernah kuliah dan dihadapkan hal seperti ini. Ini ujian Iman. Ujian hati. Allah
ingin melihat seberapa Istiqomah kalian dalam jalanNya. Dulu, ana saat kuliah,
ana bagian dari LDK (Lembaga Dakwah Kampus. Kalo gak salah ya). Ada teman ana
yang keluar karna untuk mengerjakan Skripsi. Saat itu ana iri, tapi ana
berusaha Istiqomah. Ana juga pengen ngerjain skripsi seperti mereka, survei ke
berbagai tempat, dan lulus lebih dulu. Dan Allah menjawab keIstiqomahan ana. Ana
lulus lebih dulu dari mereka dan mendapat pekerjaan. Sedangkan mereka lulus
setelah ana, dan setelahnya menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga). Tuh ukhti, ana
ngerasain sendiri Istiqomah dalam dakwah itu gak rugi. Allah gak menyia-nyiakan
hambaNya yang Istiqomah padaNya.”
“ketika keIstiqomahan berada dalam diri, tidak
hanya dukungan dari Allah yang didapatkannya, Malaikat juga mendukungnya. Seperti
dalam Q.S Fussilat : 30-32 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang berkata,
‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat-malaikat akan turunkepada mereka (dengan berkata), ‘janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang
kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun,
Maha Penyayang.”
“sekarang ana mau dengar perkara ini dari kalian.
Ana mau tau pendapat kalian tentang LPJ ditolak bersyarat itu dan pendapt
kalian tentang persyaratan itu, dimulai dari salmi” Ummi memberi kami
kesempatan kepada kami masing-masing untuk menceritakan ‘unek-unek’ kami.
Salmi mulai bicara, “setelah ana dengar hasil
raker dan sidang LPJ, ana kaget, ana agak gak setuju dan menentang. Karena aku
udah kelas 3, aku juga harus bantu mama yang jualan, gak selamanya mama jualan
makanya aku agak gak setuju kalo setiap sabtu kita harus dateng terus. Sebenarnya
tanpa persyaratan seperti ini kami bersepuluh udah berjanji akan membantu
kepengurusan adik-adik kami karena kami gak mau mereka ngerasain apa yang kami
rasain. Yang ditinggalin begitu aja, bahkan aku sendiri gak tau kapan aku mulai
menjabat menjadi Kaput (Ketua Kepurian) ya tau-tau udah mlai berjalan aja
kepengurusan. Aku gak mau. Gak mau seperti itu. Dan InsyaAllah aku akan
menjalankan persyaratan ini. Ya semampuku.”
Giliran damay yang berbicara, tapi karena dia
bukan bagian dari perkara ini akhirnya berlanjut ke aku.
“ufi sendiri awalnya ragu dengan persyaratan ini,
tapi setelah mendapat saran dari mama dan ayah, ufi yakin bahwa persyaratan itu
gak seseram yang didengar. Alumni akan memberikan Ta’limat yang masih dalam
kemampuan kami.” Aku menangis, semkin deras air mataku mengalir, aku lanjutkan “ufi
mau Rohis Grafika ini berkembang pesat bukan lambat, maka dari itu ufi tekadkan
bahwa ufi akan jadi kakak yang bertanggung jawab, jadi kakak yang terus
berjuang dalam jalan dakwah bersama adik-adiknya, bisa membimbing adik-adiknya
everytime, everywhere. Ufi akan menjalankan tugas ini bersama teman-teman,
saling mengingatkan, saling menguatkan. Tak boleh kendur, apalagi lepas ukhuwah
ini. HARUS KUAT!”
Sekarang giliran Reny, “aku insyaAllah bisa
menjalankan persyaratan itu, karena ufi terus ngingetin aku, nguatin aku, dan
aku gak ngerasa sendiri, tinggal manage waktu aja supaya orangtua juga gak
marah.” Mendengar pernyataan Reny, hatiku tersentuh, hatiku bergumam “masyaAllah,
apa yang telah aku perbuat sehingga sahabatku bicara seperti itu. Semoga Allah
mengutkan ukhuwah kita. Aamiin” J
Winda, tak banyak penjelasan darinya “aku
sebenarnya dari orang tua udah gak boleh, tapi insyaAllah bisa dengan memanage
waktu”
Wafa’, pernyataan yang hampir sam denganku “alhamdullah
dari orang tua setuju karena orang tua juga udah tau. Dan insyaAllah bisa
menjalanjan Amanah ini”
Subhanallah, pernyataan teman-temanku ini
membuatku yakin untuk Istiqomah dalam Dakwah ini.
Kembali Ummi yang berbicara, memotivasi kami. “Ukhti,
hanya orang-orang tertentu yang dapat menjaga dan menjalankan Amanah Allah. Dan
jadilah dari bagian ‘orang tertentu’ itu. Menuju ke SyurgaNya itu tidak mudah,
ukhti!!! Butuh perjuangan. Butuh pengorbanan. Harus lepas dari Nafsu
Dunia!!! Di dunia itu kita selalu diuji,
maka tahanbantinglah untuk lulus dari ujian Allah.”
“jagalah ukhuwah antara kalian. Teteplah berjama’ah,
berjama’ah itu jaaaaaauuuuh lebih baik. Karena orang-orang yang sendirian itu
jauh dari Rahmat Allah. Tidak akan peka dengan lingkungan.”
Ummi menutup liqo ini dengan membaca do’a
Robhithah. Semoga ikatan kami semakin kuat. Semoga Allah terus menunjukkan
jalanNya yang lurus. Semoga kami bisa menjaga adik-adikkami, akhwat Rohis
Grafika kelas X dan XI :*
“ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui hati ini
berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taatMu, telah bersatu dalm
dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syariatMu. Teguhkanlah ya Allah,
ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati
tersebut dengan cahayaMu yang tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada kami
dengan kelimpahan iman kepadaMu. Hidupkanlah hati ini dengan ma’rifat kepadaMu.
Matikanlah ia dalam syahid di jalanMu. Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan
sebaik-baik Penolong.
Ya Allah kabulkanlah. Dan sampaikanlah shalawat
kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, para sahabatnya, dan
juga sampaikanlah salam.”
Aamiin allahumma aamiin.